BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Secara umum
tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang
optimal atas investasi yang telah ditanamkan dan dapat mempertahankan
kelancaran usaha dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu investasi tersebut
adalah aktiva yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan yaitu aktiva yang
mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk mencapainya diperlukan
pengelolaan yang efektif dalam penggunaan, pemeliharaan maupun
pencatatan akuntansinya.
Bersama dengan berlalunya waktu nilai ekonomis suatu aktiva tetap tersebut
harus dapat dibebankan secara tetap dan salah satu caranya adalah dengan
menentukan metode penyusutan. Untuk itu perlu diketahui apakah metode
penyusutan yang telah diterapkan oleh
perusahaan telah memperhatikan perubahan nilai aktiva tetap yang menurun yang
disebabkan karena berlalunya waktu atau menurunnya manfaat yang diberikan
aktiva tersebut.
Aktiva tetap biasanya merupakan bagian investasi yang cukup besar
dalam jumlah keseluruhan asset
perusahaan. Besarnya investasi yang ditanamkan dalam aktiva tetap menjadikan
aktiva tetap itu perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tidak hanya pada
penggunaan dan operasinya saja tetapi juga dalam akuntansinya yang biasanya
mencakup perolehan aktiva tetap, penghentian atau pelepasan aktiva tetap, serta
penyajian dan pengungkapannya dalam laporan keuangan.
Oleh
karena itu,
perlunya untuk mengetahui serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap baik
aktiva tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara demikian kita mampu
mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap sebuah perusahaan. Namun untuk mendapatkan rincian yang baik terhadap
aktiva tetap, diperlukan pengendalian terhadap aktiva berupa pengujian substantif.
Maka dari itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang Audit terhadap
Siklus Pengeluaran: Pengujian Substantif terhadap Aktiva Tetap.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dari penulisan makalah ini
sebagai berikut :
·
Apakah yang dimaksud dengan aktiva tetap dan bagaimana penggolongan aktiva tetap?
·
Apa
saja transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap?
·
Apa
perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar?
·
Apa perbedaan pengujian substantif aktiva tetap dengan
aktiva lancar?
·
Bagaimana
pengujian substantif terhadap aktiva tetap dalam audit yang pertama kalinya?
·
Bagaimana
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) penyajian aktiva tetap?
·
Apa saja tujuan pengujian substantif aktiva tetap?
·
Bagaimana prosedur audit aktiva tetap?
1.3.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas
maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
·
Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan penggolongan aktiva tetap.
·
Untuk
mengetahui dan memahami bentuk transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap.
·
Untuk mengetahui dan memahami perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar.
·
Untuk mengetahui dan memahami perbedaan pengujian substantif aktiva tetap dengan aktiva lancar.
·
Untuk
mengetahui dan memahami pengujian substantif terhadap aktiva tetap dalam audit
yang pertama kalinya.
·
Untuk mengetahui dan memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) penyajian aktiva
tetap.
·
Untuk mengetahui dan memahami tujuan pengujian substantif aktiva tetap.
·
Untuk mengetahui dan memahami prosedur audit aktiva tetap.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Aktiva Tetap
2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap
ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang,
dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam
mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar
diperoleh laba atas penjualan tersebut.
Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang sifatnya relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan perusahaan”.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari satu tahun yang sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat dilihat dan dirasakan dengan panca indera.
Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang sifatnya relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan perusahaan”.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari satu tahun yang sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat dilihat dan dirasakan dengan panca indera.
2.1.2. Penggolongan Aktiva Tetap
Aktiva tetap
yang dimiliki perusahaan banyak jenisnya, untuk tujuan akuntansi maka perlu
penggolongan aktiva tetap sesuai dengan kebutuhan dan fungsi masing-masing.
Menurut
Harahap (2002:22) : “Penggolongan aktiva tetap dibagi menjadi berbagai sudut,
antara lain :
1. Sudut Substansi, aktiva tetap dapat dibagi:
a. Tangible Assets
atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung,
dan peralatan.
b. Intangible
Assets atau aktiva yang tidak berwujud
seperti HGU, GB, Goodwill-Pattens, Copyright,
Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.
2. Sudut Disusutkan atau Tidak:
a. Depreciated
Plant Assets yaitu aktiva tetap yang dapat
disusutkan seperti bangunan, peralatan, mesin, inventaris, dan
lain-lain.
b. Undepreciated
Plant Assets yaitu aktiva tetap yang tidak
disusutkan seperti tanah.
3. Berdasarkan jenis dapat dibagi sebagai berikut:
a. Lahan
Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan
maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi
apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan
pencatatannya dari lahan itu sendiri.
b. Bangunan Gedung
Gedung adalah bangunan yang terdiri di atas bumi ini baik di atas tanah/
air. Pencatatannya harus terpisah dari
lahan yang menjadi lokasi gedung itu.
c. Mesin
Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.
d. Kendaraan
Semua jenis kendaraan seperti
alat pengangkutan, truk, traktor, mobil, kendaraan roda dua, dan
lain-lain.
e. Perabot
Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboraturium, perabot
pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.
f. Peralatan
Peralatan yang dianggap merupakan
alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti
inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboraturium, inventaris
gudang, dan lain-lain.
g. Prasarana
Di Indonesia merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi
khusus prasarana seperti jalan, jembatan,
roil, pagar, dan lain-lain.”
Menurut Harnanto (2002:314) : “Penggolongan
aktiva tetap di bagi menjadi tiga kelompok atau bagian yaitu :
1. Aktiva tetap
berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas. Termasuk dalam kelompok ini adalah tanah yang
dipakai sebagai tempat kedudukan bangunan pabrik, bangunan gedung, dan bangunan
kantor.
2. Aktiva berwujud
yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaan telah
berakhir. Termasuk dalam kelompok ini adalah bangunan, mesin dan alat pabrik, mebel
dan perlengkapan kantor, dan kendaraan.
3. Aktiva tetap
yang umur dan masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa
kegunaannya telah habis. Termasuk dalam kelompok ini adalah sumber alam, seperti
tambang.”
2.2. Transaksi yang Bersangkutan dengan Aktiva
Tetap
Transaksi
yang bersangkutan dengan aktiva tetap sebagai berikut:
Aktiva Tetap
|
||
Pemerolehan
Pengeluaran Modal
Revaluasi
Pertukaran
|
Penghentian Pemakaian
Penjualan
Pertukaran
|
|
Depresiasi Akumulasian Aktiva Tetap
|
||
Penghentian Pemakaian
Penjualan
Pertukaran
|
Depresiasi
|
|
Jurnal-jurnal
transaksi yang menyangkut perubahan aktiva tetap dan akun depresiasi
akumulasian yang bersangkutan adalah sebagai berikut:
- Transaksi pemerolehan aktiva tetap.
Aktiva
Tetap xx
Kas xx
- Transaksi pengeluaran modal (capital expenditure).
Aktiva
Tetap xx
Kas xx
- Transaksi depresiasi aktiva tetap.
Biaya
Depresiasi xx
Depresiasi
Akumulasian Aktiva tetap xx
- Transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap.
Depresiasi
Akumulasian Aktiva Tetap xx
Rugi
Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap xx
Aktiva
Tetap xx
- Transaksi reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.
Biaya
Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap xx
Kas xx
Sediaan
Suku Cadang xx
Gaji
dan Upah xx
Biaya
Overhead Pabrik yang Dibebankan xx
Contoh soal:
1. Pembelian Aktiva tetap secara tunai dalam kondisi yang
normal (Pembelian 1 (satu) jenis aktiva tetap Pada tanggal 1 februari 2013 PT
Kali jaya yang bergerak dalam bidang Peternakan ayam Membeli sebuah mobil
angkut yang akan difungsikan untuk pemasaran ayam dan telur ayam seharga Rp.
40.000.000, Berdasarkan transaksi ini buatlah jurnal umum yang disusun oleh PT
Kali Jaya!
2. Pembelian Aktiva Tetap secara tunai dimana aktiva yang
dibeli lebih dari satu jenis tetapi dibeli dalam satu harga. Seorang usahawan
membeli gedung di atas sebidang tanah yang luasnya 200 m sedangkan luas gedung
60 m dengan harga Rp 240.000.000. Berdasarkan info pasar harga tanah per 1
meter adalah Rp 1000.000 dan menurut tipe gedung harga per meter Rp 1.200.000.
Diminta, buatlah perhitungan Harga Perolehan aktiva tetap yang dibeli dan
susunlah jurnal pembelian aktiva tetap tersebut!
3. Pembelian Aktiva tetap dengan angsuran dimana harga
Tunai aktiva tetap yang dibeli diketahui. Aktiva tetap dengan jenis kendaraan
dengan harga tunai Rp 50.000.000 dibeli secara mengangsur selama 60 kali
bulanan dengan uang muka Rp 5000.000 dan bunga 12% per tahun. Diminta;
Perhitungan dan jurnal-jurnal yang diperlukan atas pembelian aktiva tetap
tersebut!
4. Cara perolehan aktiva tetap dengan cara pertukaran
dimana aktiva tetap yang ditukar berbeda jenis. Aktiva tetap mesin yang harga
perolehannya Rp 20.000.000 sudah disusutkan sebesar Rp 5000.000 ditukarkan
dengan aktiva tetap kendaraan yang harga perolehannya Rp 25.000.000 belum ada
penyusutan (Kendaraan Baru). Apabila Aktiva tetap mesin diakui (harga pasar) nilainya
sebesar Rp 16.000.000, maka buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan atas
pertukaran aktiva tetap tersebut!
5. Cara Perolehan Aktiva tetap dengan cara pertukaran
dimana aktiva yang ditukarkan sejenis. Perusahaan Pak Subkhan ingin menukar
mesin lamanya dengan mesin baru. Harga perolehan mesin lama $ 4000 dengan
penyusutan $3200 dan harga pasar mesin tersebut $1.100. Mesin baru yang
diinginkan pak Subkhan mempunyai harga perolehan $5000. Berdasarkan data
tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan
Pembahasan
soal 1 Dalam soal 1
terjadi pembelian aktiva tetap secara tunai dalam bentuk sebuah mobil angkut
dengan harga Rp 40.000.000, pada kondisi ini tidak ada perhitungan yang
diperlukan karena harga perolehan mobil telah diketahui sehingga tinggal
menyusun jurnal pembelian mobil tersebut. Jurnal yang disusun PT Kali jaya
adalah sebagai berikut:
Mobil.............Rp 40.000.000
Kas ...............Rp 40.000.000
Pembahasan
Soal 2 Dalam soal 2
terjadi pembelian aktiva tetap secara tunai dengan satu harga tetapi aktiva
tetap yang dibeli lebih dari satu jenis aktiva tetap yaitu aktiva tetap tanah
dan gedung. Berdasarkan transaksi ini maka harus diketahui terlebih dahulu
harga perolehan Tanah dan harga perolehan gedung. Perhitungan untuk mengetahui
harga perolehan tanah dan gedung yang dibeli tersebut adalah sebagai berikut:
Mencari Harga Pasar Relatif
Tanah => 200 m x Rp 1000.000 = Rp 200.000.000

Harga Pasar Relatif...................... = Rp
272.000.000
Mencari Harga Perolehan Harga Perolehan Tanah dicari dengan cara sebagai berikut:
(200.000.000/272.000.000) x 240.000.000 = Rp 176.470.588
Harga Perolehan
Gedung dicari dengan cara sebagai berikut:
(72.000.000/272.000.000) x 240.000.000 = Rp 63.529.412
Jurnal yang dibuat atas pembelian aktiva tetap
Tanah
.............Rp 176.470.588
Gedung............Rp
63.529.412
Kas ....................Rp
240.000.000
Pembahasan
Soal 3 Dalam soal 3
terjadi pembelian aktiva tetap dengan angsuran, dimana harga tunai aktiva tetap
tersebut diketahui yaitu Rp 50.000.000. Perhitungan yang diperlukan adalah
sebagai berikut: Mencari utang pokok pinjaman
Harga Tunai => Rp 50.000.000

Utang Pokok Pinjaman
=> Rp 45.000.000
Mencari Bunga
Pinjaman Lama angsuran 60 kali bulanan sama dengan 5 tahun,
sedangkan bunga 12% per tahun sehingga besar bunga dalam
persen =>12% x 5 tahun = 60%
Bunga dalam rupiah => 60% x 45.000.000 = Rp 27.000.000
Mencari angsuran yang dibayarkan setiap bulan
Besarnya utang total = utang pokok + utang bunga
=
45.0000.0000+27.000.000
= Rp
72.000.000
Angsuran utang pokok perbulan => 45.000.000 : 60 = Rp
750.000
Angsuran utang bunga perbulan => 27.000.000 : 60 = Rp
450.000
Jadi Besarnya kas yang dibayarkan setiap bulan untuk
membayar angsuran adalah sebagai berikut:
=> Angsuran
utang poko per bulan + Angsuran utang bunga perbulan
=> Rp 750.000 + Rp 450.000 = Rp 1.200.000,
atau dapat juga dihitung dengan cara berikut ini:
= Total Utang : Lama angsuran = 72.000.000 : 60 = Rp 1.200.000.
Jurnal yang disusun saat pembelian
Aktiva
tetap Kendaraan........................Rp 50.000.000
Beban Bunga
ditetapkan dimuka..........Rp 27.000.000
Utang
.................................................................Rp 72.000.000
Kas
.....................................................................Rp 5.000.000
Jurnal saat pembayaran angsuran;
Utang
.................Rp 1.200.000
Kas ......................Rp 1.200.000
Beban
Bunga angsuran kendaraan ............Rp 450.000
Beban Bunga ditetapkan dimuka
..............Rp 450.000
Pembahasan
soal 4 Dalam soal 4
terjadi transaksi pertukaran aktiva tetap berbeda jenis yaitu aktiva tetap
mesin lama akan ditukarkan dengan aktiva tetap kendaraan baru. Perhitungan
untuk menentukan laba rugi atas adanya pertukaran
Nilai buku (nilai sekarang) mesin => Harga perolehan -
Penyusutan
=> Rp
20.000.000 - Rp 5000.000 = Rp
15.000.000
Harga Pasar Mesin
................................................... = Rp 16.000.000
Laba Pertukaran
=> Rp 16.000.000 - Rp 15.000.000 = Rp
1.000.000
Terjadi laba dalam pertukaran karena harga pasar lebih
besar dari nilai buku.
Perhitungan untuk menentukan kas yang harus dibayar untuk
pertukaran aktiva tetap
Harga Pasar mesin Rp 16.000.000 sedangkan harga kendaraan
(baru) yang diinginkan Rp 25.000.000 Sehingga jika ingin menukarkan mesin
dengan kendaraan harus menambah uang sebesar Rp 9000.000 Note;kendaraan masih
baru sehingga harga perolehan = harga pasar.
Jurnal yang disusun atas pertukaran aktiva tetap
Kendaraan
................................Rp 25.000.000
Akml.
Penyusutan Mesin .........Rp 5.000.000
Mesin........................................................Rp
20.000.000
Laba Pertukaran
Aktiva...........................Rp 1.000.000 Kas...........................................................Rp
9.000.000
Catatan: Tujuan Jurnal diatas adalah memunculkan akun
kendaraan dan menghapus akun mesin.
Pembahasan
Soal 5 Dalam soal 5
terjadi pertukaran aktiva tetap dimana aktiva tetap yang ditukar masih satu
jenis, yaitu pertukaran aktiva tetap mesin lama akan ditukarkan dengan mesin
baru.
Perhitungan menentuka laba-rugi perhitungan
Nilai Buku mesin lama => $4000 -$3200 = $ 800
Harga Pasar Mesin Lama
=> .......................= $ 1.100
Laba Pertukaran => $1100 - $ 800 = $ 300
Karena dalam pertukaran aktiva tetap satu jenis tidak
mengakui adanya laba pertukaran maka laba pertukaran diperlakukan sebagai
pengurang
Harga perolehan mesin baru, jadi harga perolehan mesin baru
$5000 - $300 = $4700
Perhitungan menentukan besarnya kas yang dibayarkan untuk
pertukaran aktiva tetap
Harga pasar mesin lama $ 1.100 sedangkan harga mesin baru
$ 5000 sehingga kas yang dibayar untuk menukar mesin lama dengan mesin baru
adalah $5000 - $1100 = $ 3900
Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut
Mesin baru
.......................................$ 4700
Akml Penyusutan mesin lama
..........$ 3200
Mesin lama
......................................$ 4000
Kas....................................................$
3900
2.3. Perbedaan Karakteristik Aktiva Tetap
dengan Aktiva Lancar
1. Aktiva tetap mempunyai saldo yang cukup besar dalam
neraca, transaksi perubahan relatif sedikit namun umumnya menyangkut jumlah yang
besar;
2. Kesalahan pisah batas
transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mempunyai pengaruh kecil terhadap perhitungan laba rugi,
sedangkan kesalahan
pisah batas transaksi yang besangkutan dengan aktiva lancar
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perhitungan laba rugi;
3. Aktiva tetap disajikan di
neraca berdasarkan harga perolehan dikurang depresiasi akumulasi penyusutan sama dengan nilai buku.
2.4. Perbedaan Pengujian Substantif terhadap
Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar
1. Frekuensi transaksi yang
menyangkut aktiva tetap relatif sedikit maka jumlah waktu yang diperlukan untuk pengujian subtsantif terhadap
aktiva tetap relatif sedikit bila dibandingkan dengan aktiva lancar;
2. Ketepatan pisah batas
transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap sedikit pengaruhnya terhadap perhitungan laba rugi maka
auditor tidak mengarahkan perhatiannya terhadap masalah ketelitian pisah batas
transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap pada akhir tahun, sedang dalam
pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor memusatkn perhatian terhadap
aktiva lancar tersebut;
3. Pengujian substantif
terhadap aktiva tetap dititik beratkan pada vrifikasi mutasi aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang di audit;
4. Verifikasi saldo aktiva
tetap pada tanggal neraca tidak mendapat perhatian auditor karena aktiva tetap disajikan pada cost-nya bukan
nilai pada tanggal neraca seperti halnya dengan aktiva lancar.
2.5. Pengujian Substantif terhadap Aktiva tetap
dalam Audit yang Pertama Kalinya
Ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam audit terhadap aktiva tetap pada audit pertama kalinya:
a) Apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah di
audit oleh auditor independen lain?
b) Apakah klien menyelenggarakan catatan
rinci untuk aktiva tetapnya?
c) Apakah klien mengarsipkan dokumen-dokumen yang
mendukung transaksi yang bersangkutan dengan perolehannya dan mutasi aktiva
tetap sampai dengan saat diaudit yang pertama dilaksanakan?
2.6. Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam
Penyajian Aktiva Tetap di Neraca
1) Dasar penilaian aktiva tetap harus dicantumkan dalam
neraca;
2) Aktiva tetap dijaminkan harys dicantumkan dalam
laporan keuangan;
3) Jumlah depresiasi akumulasi dan biaya-biaya depresiasi
untuk tahun ini harus ditunjukan dalam laporan keuangan;
4) Metode yang digunakan dalam perhitungan depresiasi
golongan besar aktiva tetap harus diungkapkan dalam laporan keuangan;
5) Aktiva tetap harus dipecah kedalam golongan yang
terpisah jika jumlahnya material;
6) Aktiva tetap yang telah habis depresiasi atau nilai
bukunya namun masih digunakan untuk operasional perusahaan, jika
jumlahnya material harus dijelaskan.
2.7. Tujuan Pengujian Substantif terhadap Saldo
Aktiva Tetap
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan
akuntansi yang dengan aktiva tetap;
2. Membuktikan keberadaan
aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;
3. Membuktikan hak kepemilikan
klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;
4. Membuktikan kewajaran
penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;
5. Membuktikan kewajaran
penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Untuk hal tersebut maka auditor
melakukan rekonsiliasi antara saldo aktiva tetap yang dicantumkan didalam
neraca dengan aktiva tetap yang bersangkutan di dalam buku besar dan
selanjutnya ditelusuri ke jurnal pengeluaran kas, jurnal umum dan buku pembantu
aktiva tetap.
2.8. Prosedur Audit Aktiva Tetap
Prosedur audit
pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap:
1. Prosedur audit awal
Auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi aktiva tetap yang di cantumkan di neraca dengan catatan akuntansi pendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh suatu keyakinan yang memadai bahwa informasi aktiva tetap yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya oleh karena itu auditor melakukan 6 prosedur audit sebagai berikut yang akan diuji lebih lanjut:
1) Usut saldo aktiva tetap yang tecantum di dalam neraca ke saldo akun aktiva tetap bersangkutan di buku besar;
2) Hitung kembali saldo aktiva tetap di buku besar;
3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam aktiva tetap serta hitung akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut;
4) Usut saldo akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun lalu;
5) Usut posting pendebetan dan pengkreditan ke dalam jurnal yang bersangkutan;
6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol terhadap aktiva tetap dalam buku besar ke buku pembantu aktiva tetap.
1. Prosedur audit awal
Auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi aktiva tetap yang di cantumkan di neraca dengan catatan akuntansi pendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh suatu keyakinan yang memadai bahwa informasi aktiva tetap yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya oleh karena itu auditor melakukan 6 prosedur audit sebagai berikut yang akan diuji lebih lanjut:
1) Usut saldo aktiva tetap yang tecantum di dalam neraca ke saldo akun aktiva tetap bersangkutan di buku besar;
2) Hitung kembali saldo aktiva tetap di buku besar;
3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam aktiva tetap serta hitung akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut;
4) Usut saldo akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun lalu;
5) Usut posting pendebetan dan pengkreditan ke dalam jurnal yang bersangkutan;
6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol terhadap aktiva tetap dalam buku besar ke buku pembantu aktiva tetap.
2. Prosedur analitik
Prosedur analitik antara lain:
1) Hitung rasio:
a. Tingkat perputaran aktiva tetap
b. Laba bersih dengan aktiva tetap
c. Aktiva tetap ke modal saham
d. Biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
2) Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan dari dasarkan pada data masa lalu baik data anggaran maupun data realisasi.
Prosedur analitik antara lain:
1) Hitung rasio:
a. Tingkat perputaran aktiva tetap
b. Laba bersih dengan aktiva tetap
c. Aktiva tetap ke modal saham
d. Biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
2) Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan dari dasarkan pada data masa lalu baik data anggaran maupun data realisasi.
3. Prosedur pengujian terhadap transaksi rinci
1) Periksa tambahan aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut;
2) Periksa berkurangnya aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut;
3) Lakukan pemeriksaan pisah batas (cut off) transaksi aktiva tetap;
4) Lakukan review terhadap akun biasa maintanance maupun biaya reparasi.
4. Prosedur pengujian terhadap saldo akun rinci
1) Lakukan inspeksi atau peninjauan terjadap aktiva tetap;
a. Lakukan inspeksi terhadap tambahan aktiva tetap
b. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadinya perbedaan
c. Periksa dokumen yang mendukung pembayaran dan pembelian aktiva tetap setelah tanggal neraca
2) Periksa bukti hak kepemilikan aktiva tetap dan kontrak yang mendukung penggunaan aktiva tetap tersebut;
3) Lakukan review terhadap penyusutan aktiva tetap.
5. Prosedur verifikasi penyajian dan pengungkapan
Bandingkan penyajian aktiva tetap dengna prinsip aktiva yang diterima umum:
1) Periksa klasifikasi aktiva tetap di neraca;
2) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tetap.
Bandingkan penyajian aktiva tetap dengna prinsip aktiva yang diterima umum:
1) Periksa klasifikasi aktiva tetap di neraca;
2) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tetap.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
1. Aktiva
Tetap merupakan aset suatu perusahaan yang berwujud, yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu periode.
2. Dari sudut substansi, aktiva tetap dapat dibagi menjadi:
2. Dari sudut substansi, aktiva tetap dapat dibagi menjadi:
a. Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan.
b. Intangible Assets atau aktiva
yang tidak berwujud seperti HGU, GB, Goodwill-Pattens,
Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.
Dari sudut disusutkan
atau Tidak dapat dibagi menjadi:
a. Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang dapat disusutkan seperti bangunan, peralatan, mesin,
inventaris, dan lain-lain.
b. Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva
tetap yang tidak disusutkan seperti tanah.
Berdasarkan jenis dapat dibagi menjadi:
a.
Tanah yang
diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya sebagai lapangan,
halaman, tempat parkir dan lain sebagainya;
b.
Bangunan, baik bangunan kantor, toko maupun
bangunan untuk pabrik;
c.
Mesin;
d.
Inventaris;
e.
Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat
lainnya.
3. Tujuan pengujian substantif
terhadap saldo aktiva tetap:
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan
akuntansi yang dengan aktiva tetap;
2.
Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva
tetap yang dicantumkan di neraca;
3.
Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;
4.
Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;
5.
Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
4. Prosedur audit terhadap aktiva tetap
terdiri dari:
1. Prosedur
audit awal;
2. Pengujian
analitik;
3.
Pengujian terhadap transaksi rinci;
4.
Pengujian terhadap saldo akun rinci;
5.
Verifikasi penyajian dan pengungkapan.
3.2. Saran
1.
Mahasiswa
dan masyarakat luas harus lebih memahami bagaimana ketentuan-ketentuan mengenai
aktiva tetap agar tidak terjadi kesalahan pada pemahaman terhadap aktiva tetap.
2.
Auditor
harus mengaudit sesuai dengan prosedur audit agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengauditan.
3.
Akuntan
harus memahami dengan baik bagaimana pencatatan aktiva tetap yang baik dan
benar agar tidak terjadi salah pencatatan dalam transaksi keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat: Jakarta
Arens, Alvin A., James K. Loebbecke.
1995. Auditing: Suatu Pendekatan Terpadu.
Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta
Reeve, James M., Carl S. Warren.
2009. Pengantar Akuntansi. Salemba Empat: Jakarta
Guy, Dan. M., Wayne
Alderman, Alan J. Winters. 2002. Auditing. Edisi kelima (Alih Bahasa Sugiyarto). Erlangga: Jakarta
Kieso, Donald E., Jweygandt Jerry,
Dwarfield Terry. 2007. Akuntansi
Intermediate. Edisi Kedua Belas. Erlangga: Jakarta
Pengujian Substantif Aktiva Tetap. http://magussudrajat.blogspot.com/2010/11/audit- siklus-pengeluaran-pengujian_24.html. Diakses pada
Minggu, 10 November 2013 pukul
14.41.
Aktiva Tetap. http://yadi3bjm.wordpress.com/2008/04/23/aktiva-tetap/. Diakses pada Minggu,
10 November 2013 pukul 15.08.
sangat membantu..thank you
BalasHapus